Rabu, 11 November 2015

Pakaian syar'i tapi MODIS????

Baju Syar'i tapi modissssss???
Baju yang katanya Syar'i tapi ada bla-bla-bla...
Panjang sih, tapi warna-warni.
Tertutup sih, tapi pita sana-sini,

Apa menurutmu?

heum..
Sebenarnya bukan untuk menasihati apalagi menjelaskan dengan dalil,
Hufht... bukan ranah saya melainkan mereka yang lebih berilmu, lebih faham, lebih belajar, lebih AHLInya...
dan mereka pun sudah banyak menjelaskan, hanya tinggal kitanya aja apakah mau tambah ilmu, tambah faham dan tambah belajar???

Lengkapnya bisa baca ini --> http://muslimah.or.id/3592-lindungi-diri-dengan-jilbab-syari.html
Atau ini --> http://muslim.or.id/26725-makna-hijab-khimar-dan-jilbab.html
Ini juga boleh banget --> http://muslimah.or.id/65-jilbabku-penutup-auratku.html
yang ini penting --> http://muslimah.or.id/5760-saudariku-kembalilah-ke-hijab-asalmu.html
dan ini juga --> http://muslimah.or.id/7631-jilbabku-syari-ataukah-modis.html
yang ini nih, mumtaz lah --> http://muslimah.or.id/221-ujung-pakaianku-penyapu-jalanan.html

 

Ini hanya seketik cerita, miris dalam realita.
Kenapa pakaian syar'i *(udah baca linknya kan?? so udah faham dong apa itu pakaian syar'i?!!)
Kenapa pakaian syar'i seakan musuh bagi kalian??
Iya kalian!!
ABG bilang begini "Ada Ninjaaaa!!" pada aku dan temanku yang bercadar saat kajian di Blok M
Ibu-ibu bilang juga begini "yang pakai baju itumah istrinya teroris"
hiiiks... sedih..
padahal apa yang dirugikan dari pakaian mereka??
Kalian rugikah jika melihat pemandangan seperti itu??
yah... biasanya kalian untung disajikan pemandangan manusia-manusia setengah telanjang, iya kan??
Tiba-tiba sekarang banyak yang pakai baju syar'i lantas kalian marah...

yang lebih parah lagi adalah, mereka yang sudah "ngaji" *(Katanya siiih kajian versi kelompoknya, kajian hizbi-hizbi)
bilang begini "baju salaf mah ga modis, bingung bedainnya mana kepala mana kaki"
hiiiks iya kali orang jalan pakai kepala!!!
geregettttt deh, katanya udah ngaji, udah faham tapi koo bisa berkata seperti itu pada muslimah yang lain...
Jika itu maksudnya hanya bercanda,
Wallohi... Rosululloh Sholallohu "alaihi wassallaam pun marah pada mereka yang menjadikan agama sebagai olok-olokan atau bahan bercandaan..
ada di dalam kitab Tauhid.



BAB 48

BERSENDA GURAU DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH, ALQUR’AN ATAU RASULULLAH .





Firman Allah :

ولئن سألتهم ليقولن إنما كنا نخوض ونلعب قل أبالله وأياته ورسوله كنتم تستهزؤون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم
“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik ( tentang apa yang mereka lakukan ) tentulah mereka akan menjawab : ‘sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain main saja’, katakanlah : ‘apakah dengan Allah, ayat ayat Nya dan RasulNya kalian selalu berolok-olok ?’, tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman…” ( QS. At taubah, 65 – 66 ).

Diriwayatkan dari Ibnu Umar , Muhammad bin Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits dengan rangkuman sebagai berikut : “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur’an (qurra’) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah Rasulullah dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur’an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah ”, lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai , telah turun wahyu kepada beliau.
Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah , beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah : “ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya perjalanan”, kata Ibnu Umar : “sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan bermain main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya :
" أبالله وآياته ورسوله كنتم تستهزؤون "
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat Nya, dan RasulNya kamu selalu berolok olok ”.
Rasulullah mengatakan seperti itu tanpa menengok, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu.


Kandungan bab ini :
1-Masalah yang sangat penting sekali, bahwa orang yang bersenda gurau dengan menyebut nama Allah, ayat ayat Nya dan RasulNya adalah kafir.
2-Ini adalah penafsiran dari ayat diatas, untuk orang yang melakukan perbuatan itu, siapapun dia.
3-Ada perbedaan yang sangat jelas antara menghasut dan setia Allah dan RasulNya. [dan melaporkan perbuatan orang orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah dan kaum muslimin seluruhnya].
4-Ada perbedaan yang cukup jelas antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan bersikap tegas terhadap musuh musuh Allah.
5-Tidak setiap permintaan maaf dapat diterima. [ada juga permintaan maaf yang harus ditolak].


sumber : KITAB TAUHID

للشيخ محمد بن عبد الوهاب

SYEKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB

Disusun Oleh Abu Amina Al Anshariy El Jawiy

Disebarkan Pada Maktabah Ma’had Anshorulloh As –Salafiy


Hati-hatilah kawan...
Jika Tak bisa seperti mereka maka jangan hinakan, jika tak INGIN seperti mereka maka jangan mencari alasan seakan-akan kalian lebih baik dari mereka...
Mari merangkak kedalam 'ilmu Alloh, agar faham bagaiman kita bersikap dan menjalani hidup ini.

Adakah persamaan dari kata Syar'i dan modis??
seperti memaksa menyamakan kata "MANUSIA" turunan manusia purba dan "MANUSIA" turunan nabi adam, jelas berbeda...
Jika dua kata itu bisa beriringan, dampaknya terlihat sudah...
Luntur maknanya, karena apa beda hijabers dengan mereka yang ngakunya hijab syar'i tapi masih tabarruj...
tabarruj?? ya berhias diri dihadapan nonmahrom.
ya, seperti aku dulu yang dalam hati masih ada keinginan terlihat dan dilihat cantik..
Masih ingin gamis cantik dengan motif ini dan itu...
Kerudung cantik dengan warna ini dan itu...
Bross dan Kerdudung dimodel ini dan itu...
yah... walau lebar jika warna seperti kupu-kupu indah, jelas itupun mengundang banyak perhatian orang dan itu sudah masuk kedalam tabarruj...
Apalagi, label AKHWAT yang begitu menonjol dalam pandangan...
Menjadi pusat perhatian dan menyejukkan mata..

pernah mendengar Audio kajian Ustadz Zainudin (semoga Alloh memberkahinya) dan ada seorang ikhwan yang bertanya (curhat sih sebenarnya)
dia mengatakan, istrinya semakin cantik tatkala memakai baju syar'i dan iapun tak bisa berbuat apa-apa ketika istrinya mengajar disekolah dengan pakaian itu...
Itulah godaan para laki-laki, seorang akhwat dengan kerudung lebarnya menjadi godaan bagi para ikhwan yang sudah ngaji ataupun laki-laki preman sekalipun.
pernahkah kita sadari, sebagai seorang akhwat ketika ada laki-laki yang menyebut kita cantik... apa kata hatimu??
Pasti berbunga-bunga, berseri seperti tomat merah, tersenyum dan tersipu malu...
tapi sebenarnya itu musibah dan diri ini menjadi fitnah wanita bagi para laki-laki itu...

Semoga tulisan ini menjadi ALARM buat diri pribadi untuk terus belajar dan mamakai pakaian syar'i.
diselesaikan di bumi cinta.
30 Muharom 1437 H ~12112015~
Nina bintu Muchtar



Jumat, 30 Oktober 2015

Apa itu WAHABI??

Bismillaah.

Beberapa waktu lalu, ada pesan masuk di What's App. Mengirim2 gambar2 yang menghina dakwah tauhid dan menjelek2an kata "Salaf". Dan juga mengirim tulisan yang berisikan pendapat dia tentang hadist nabi Sholallohu 'alaihi wasallaam. (yah, hanya tersenyum-senyum membacanya, mungkin merasa keren dan ahli hadits kali yahh, sampai punya pendapat sendiri wkwkwk... subhanalloh...)
Aku tak mengenal orang itu, ia mengaku namanya Anis* dan mau ngajak ketemuan. (ihhh serem banget kan, nanti aku dibrain wash lagi).
Katanya, jangan tertipu kata-kata manis WAHABI. (nah dari sini sudah jelas tujuannya apa, dan kok bisa tau nomor WA aku yah? segitu hebat yah niat dan usaha mereka. langsung tau siapa aku, ternyata ada yang memperhatikan dan mengawasi, hihi sok sweet yah...)

Akupun bercerita dengan ummahat di grup WA Sharing Assunnah, yang pesertanya dari Sukabakti (aku doang ding dari sukabakti), dari perumahan Griya Karawaci, Binong dan Taman Ubud Karawaci. Yang memang kita sering bertemu di majlis 'ilmu di Masjid An Nur kampus Pramita Karawaci, atau dulu saat aku masih bisa hadir kajian di Masjid Al Hidayah Lippo Karawaci (belakang Apartemen Amartapura). Ternyata Ummu Lutfan juga sering diteror seperti itu. karena no. hp beliau menjadi CP untuk info2 kajian sehingga "mereka" langsung menjadikan beliau target untuk hujatan dan cacian serta kabar-kabar yang tidak jelas. Banyak juga yang sengaja untuk berdebat, maka saran dari Beliau adalah tinggalkan dan kalo bisa blok aja no wa nya biar gak "nyampah" dan mengotori hati kita dengan kata-kata jelek mereka.

Akupun heran, kok ada yah yang seperti itu, yang kerjaannya memfitnah, mengkoreksi dalil dan hadits sesuai pendapat mereka. ini dalil loh bukan hanya sekedar tulisan dibuku atau skripsi seseorang.
sebuah buku ataupun skripsi saja ada sumbernya, harus jelas referensinya. nah bagaimana bisa dia mengKOREKSI hadist nabi sholallohu 'alaihi wasallaam. Yang bahkan para ulama dalam mengkaji hadist harus merunutkan riwayat dan perawinya, bagaimanan kedudukan hadist itu, pada saat kejadian apa hadist itu disampaikan, bahkan tafsir hadist pun ada Prodi tersendiri di fakultas2 ilmu islam.

Siapa kita sih... yah yang 'ilmunya tidak ada setitik, yang amalnya tidak ada setetes, yang cintanya tidak ada seujung jarum, berani melangkahi hadist nabi dengan mulut kesombongan dan kesoktahuan demi melakukan nafsu dan kebiasaan yang salah, demi menghalalkan dan membolehkan kelakuan yang dianggap itu adalah ibadah. (mbok yaa nurut gitu apa kata nabi...)

Jadi, karna hal itu mari mencari tahu apa itu isu wahabi, semoga kita terhindar dari fitnah dan faham dengan kabar2 burung yeng berterbangan. dan dijauhi dari sifat ikut2an. kecuali ikutan Nabi Muhammas Sholallohu 'Alaihi Wasallaam.

**Selamat membaca, baarokalloh fiikum**



إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يوم الدين.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
فإن أصدقَ الحديث كتاب الله وخيرَ الهدي هديُ محمد صلى الله عليه وسلم وشرَّ الأمور محدثاتها وكلَّ محدثة بدعة وكلَّ بدعة ضلالة وكلَّ ضلالة في النار، أما بعد ؛
Pertama dan utama sekali kita ucapkan puji syukur kepada Allah subhaanahu wa ta’ala, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga pada kesempatan yang sangat berbahagia ini kita dapat berkumpul dalam rangka menambah wawasan keagamaan kita sebagai salah satu bentuk aktivitas ‘ubudiyah kita kepada-Nya. Kemudian salawat beserta salam buat Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah bersusah payah memperjuangkan agama yang kita cintai ini, untuk demi tegaknya kalimat tauhid di permukaan bumi ini, begitu pula untuk para keluarga dan sahabat beliau beserta orang-orang yang setia berpegang teguh dengan ajaran beliau sampai hari kemudian.

Selanjutnya tak lupa ucapan terima kasih kami aturkan untuk para panitia yang telah memberi kesempatan dan mempercayakan kepada kami untuk berbicara di hadapan para hadirin semua pada kesempatan ini, serta telah menggagas untuk terlaksananya acara tabliq akbar ini dengan segala daya dan upaya semoga Allah menjadikan amalan mereka tercatat sebagai amal saleh di hari kiamat kelak, amiin ya Rabbal ‘alamiin.
Dalam kesempatan yang penuh berkah ini, panitia telah mempercayakan kepada kami untuk berbicara dengan topik: Apa Wahabi Itu?, semoga Allah memberikan taufik dan inayah-Nya kepada kami dalam mengulas topik tersebut.
Pertanyaan yang amat singkat di atas membutuhkan jawaban yang cukup panjang, jawaban tersebut akan tersimpul dalam beberapa poin berikut ini:
  • Keadaan yang melatar belakangi munculnya tuduhan wahabi.
  • Kepada siapa ditujukan tuduhan wahabi tersebut diarahkan?.
  • Pokok-pokok landasan dakwah yang dicap sebagai wahabi.
  • Bukti kebohongan tuduhan wahabi terhadap dakwah Ahlussunnah Wal Jama’ah.
  • Ringkasan dan penutup.
Keadaan yang Melatar Belakangi Munculnya Tuduhan Wahabi
Para hadirin yang kami hormati, dengan melihat gambaran sekilas tentang keadaan Jazirah Arab serta negeri sekitarnya, kita akan tahu sebab munculnya tuduhan tersebut, sekaligus kita akan mengerti apa yang melatarbelakanginya. Yang ingin kita tinjau di sini adalah dari aspek politik dan keagamaan secara umum, aspek aqidah secara khusus.
Dari segi aspek politik Jazirah Arab berada di bawah kekuasaan yang terpecah-pecah, terlebih khusus daerah Nejd, perebutan kekuasaan selalu terjadi di sepanjang waktu, sehingga hal tersebut sangat berdampak negatif untuk kemajuan ekonomi dan pendidikan agama.
Para penguasa hidup dengan memungut upeti dari rakyat jelata, jadi mereka sangat marah bila ada kekuatan atau dakwah yang dapat akan menggoyang kekuasaan mereka, begitu pula dari kalangan para tokoh adat dan agama yang biasa memungut iuran dari pengikut mereka, akan kehilangan objek jika pengikut mereka mengerti tentang aqidah dan agama dengan benar, dari sini mereka sangat hati-hati bila ada seseorang yang mencoba memberi pengertian kepada umat tentang aqidah atau agama yang benar.
Dari segi aspek agama, pada abad (12 H / 17 M) keadaan beragama umat Islam sudah sangat jauh menyimpang dari kemurnian Islam itu sendiri, terutama dalam aspek aqidah, banyak sekali di sana sini praktek-praktek syirik atau bid’ah, para ulama yang ada bukan berarti tidak mengingkari hal tersebut, tapi usaha mereka hanya sebatas lingkungan mereka saja dan tidak berpengaruh secara luas, atau hilang ditelan oleh arus gelombang yang begitu kuat dari pihak yang menentang karena jumlah mereka yang begitu banyak di samping pengaruh kuat dari tokoh-tokoh masyarakat yang mendukung praktek-praktek syirik dan bid’ah tersebut demi kelanggengan pengaruh mereka atau karena mencari kepentingan duniawi di belakang itu, sebagaimana keadaan seperti ini masih kita saksikan di tengah-tengah sebagian umat Islam, barangkali negara kita masih dalam proses ini, di mana aliran-aliran sesat dijadikan segi batu loncatan untuk mencapai pengaruh politik.
Pada saat itu di Nejd sebagai tempat kelahiran sang pengibar bendera tauhid Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab sangat menonjol hal tersebut. Disebutkan oleh penulis sejarah dan penulis biografi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, bahwa di masa itu pengaruh keagamaan melemah di dalam tubuh kaum muslimin sehingga tersebarlah berbagai bentuk maksiat, khurafat, syirik, bid’ah, dan sebagainya. Karena ilmu agama mulai minim di kalangan kebanyakan kaum muslimin, sehingga praktek-praktek syirik terjadi di sana sini seperti meminta ke kuburan wali-wali, atau meminta ke batu-batu dan pepohonan dengan memberikan sesajian, atau mempercayai dukun, tukang tenung dan peramal. Salah satu daerah di Nejd, namanya kampung Jubailiyah di situ terdapat kuburan sahabat Zaid bin Khaththab (saudara Umar bin Khaththab) yang syahid dalam perperangan melawan Musailamah Al Kadzab, manusia berbondong-bondong ke sana untuk meminta berkah, untuk meminta berbagai hajat, begitu pula di kampung ‘Uyainah terdapat pula sebuah pohon yang diagungkan, para manusia juga mencari berkah ke situ, termasuk para kaum wanita yang belum juga mendapatkan pasangan hidup meminta ke sana.
Adapun daerah Hijaz (Mekkah dan Madinah) sekalipun tersebarnya ilmu dikarenakan keberadaan dua kota suci yang selalu dikunjungi oleh para ulama dan penuntut ilmu. Di sini tersebar kebiasaan suka bersumpah dengan selain Allah, menembok serta membangun kubah-kubah di atas kuburan serta berdoa di sana untuk mendapatkan kebaikan atau untuk menolak mara bahaya dsb (lihat pembahasan ini dalam kitab Raudhatul Afkar karangan Ibnu Qhanim). Begitu pula halnya dengan negeri-negeri sekitar hijaz, apalagi negeri yang jauh dari dua kota suci tersebut, ditambah lagi kurangnya ulama, tentu akan lebih memprihatinkan lagi dari apa yang terjadi di Jazirah Arab.
Hal ini disebut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya al-Qawa’id Arba’: “Sesungguhnya kesyirikan pada zaman kita sekarang melebihi kesyirikan umat yang lalu, kesyirikan umat yang lalu hanya pada waktu senang saja, akan tetapi mereka ikhlas pada saat menghadapi bahaya, sedangkan kesyirikan pada zaman kita senantiasa pada setiap waktu, baik di saat aman apalagi saat mendapat bahaya.” Dalilnya firman Allah:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
“Maka apabila mereka menaiki kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan agama padanya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke daratan, seketika mereka kembali berbuat syirik.” (QS. al-Ankabut: 65)
Dalam ayat ini Allah terangkan bahwa mereka ketika berada dalam ancaman bencana yaitu tenggelam dalam lautan, mereka berdoa hanya semata kepada Allah dan melupakan berhala atau sesembahan mereka baik dari orang sholeh, batu dan pepohonan, namun saat mereka telah selamat sampai di daratan mereka kembali berbuat syirik. Tetapi pada zaman sekarang orang melakukan syirik dalam setiap saat.
Dalam keadaan seperti di atas Allah membuka sebab untuk kembalinya kaum muslimin kepada Agama yang benar, bersih dari kesyirikan dan bid’ah.
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
« إِنَّ اللهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِيْنَهَا »
“Sesungguhnya Allah mengutus untuk umat ini pada setiap penghujung seratus tahun orang yang memperbaharui untuk umat ini agamanya.” (HR. Abu Daud no. 4291, Al Hakim no. 8592)
Pada abad (12 H / 17 M) lahirlah seorang pembaharu di negeri Nejd, yaitu: Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Dari Kabilah Bani Tamim.
Yang pernah mendapat pujian dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau: “Bahwa mereka (yaitu Bani Tamim) adalah umatku yang terkuat dalam menentang Dajjal.” (HR. Bukhari no. 2405, Muslim no. 2525)
tepatnya tahun 1115 H di ‘Uyainah di salah satu perkampungan daerah Riyadh. Beliau lahir dalam lingkungan keluarga ulama, kakek dan bapak beliau merupakan ulama yang terkemuka di negeri Nejd, belum berumur sepuluh tahun beliau telah hafal al-Qur’an, ia memulai pertualangan ilmunya dari ayah kandungnya dan pamannya, dengan modal kecerdasan dan ditopang oleh semangat yang tinggi beliau berpetualang ke berbagai daerah tetangga untuk menuntut ilmu seperti daerah Basrah dan Hijaz, sebagaimana lazimnya kebiasaan para ulama dahulu yang mana mereka membekali diri mereka dengan ilmu yang matang sebelum turun ke medan dakwah.
Hal ini juga disebut oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya Ushul Tsalatsah: “Ketahuilah semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya wajib atas kita untuk mengenal empat masalah; pertama Ilmu yaitu mengenal Allah, mengenal nabinya, mengenal agama Islam dengan dalil-dalil”. Kemudian beliau sebutkan dalil tentang pentingnya ilmu sebelum beramal dan berdakwah, beliau sebutkan ungkapan Imam Bukhari: “Bab berilmu sebelum berbicara dan beramal, dalilnya firman Allah yang berbunyi:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
“Ketahuilah sesungguhnya tiada yang berhak disembah kecuali Allah dan minta ampunlah atas dosamu.” Maka dalam ayat ini Allah memulai dengan perintah ilmu sebelum berbicara dan beramal”.
Setelah beliau kembali dari pertualangan ilmu, beliau mulai berdakwah di kampung Huraimilak di mana ayah kandung beliau menjadi Qadhi (hakim). Selain berdakwah, beliau tetap menimba ilmu dari ayah beliau sendiri, setelah ayah beliau meninggal tahun 1153, beliau semakin gencar mendakwahkan tauhid, ternyata kondisi dan situasi di Huraimilak kurang menguntungkan untuk dakwah, selanjut beliau berpindah ke ‘Uyainah, ternyata penguasa ‘Uyainah saat itu memberikan dukungan dan bantuan untuk dakwah yang beliau bawa, namun akhirnya penguasa ‘Uyainah mendapat tekanan dari berbagai pihak, akhirnya beliau berpindah lagi dari ‘Uyainah ke Dir’iyah, ternyata masyarakat Dir’iyah telah banyak mendengar tentang dakwah beliau melalui murid-murid beliau, termasuk sebagian di antara murid beliau keluarga penguasa Dir’iyah, akhirnya timbul inisiatif dari sebagian dari murid beliau untuk memberi tahu pemimpin Dir’yah tentang kedatangan beliau, maka dengan rendah hati Muhammad bin Saud sebagai pemimpin Dir’iyah waktu itu mendatangi tempat di mana Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab menumpang, maka di situ terjalinlah perjanjian yang penuh berkah bahwa di antara keduanya berjanji akan bekerja sama dalam menegakkan agama Allah. Dengan mendengar adanya perjanjian tersebut mulailah musuh-musuh Aqidah kebakaran jenggot, sehingga mereka berusaha dengan berbagai dalih untuk menjatuhkan kekuasaan Muhammad bin Saud, dan menyiksa orang-orang yang pro terhadap dakwah tauhid.
Kepada Siapa Dituduhkan Gelar Wahabi Tersebut
Karena hari demi hari dakwah tauhid semakin tersebar mereka para musuh dakwah tidak mampu lagi untuk melawan dengan kekuatan, maka mereka berpindah arah dengan memfitnah dan menyebarkan isu-isu bohong supaya mendapat dukungan dari pihak lain untuk menghambat laju dakwah tauhid tersebut. Diantar fitnah yang tersebar adalah sebutan wahabi untuk orang yang mengajak kepada tauhid. Sebagaimana lazimnya setiap penyeru kepada kebenaran pasti akan menghadapi berbagai tantangan dan onak duri dalam menelapaki perjalanan dakwah.
Sebagaimana telah dijelaskan pula oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitab beliau Kasyfus Syubuhaat: “Ketahuilah olehmu, bahwa sesungguhnya di antara hikmah Allah subhaanahu wa ta’ala, tidak diutus seorang nabi pun dengan tauhid ini, melainkan Allah menjadikan baginya musuh-musuh, sebagaimana firman Allah:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Demikianlah Kami jadikan bagi setiap Nabi itu musuh (yaitu) setan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada bagian yang lain perkataan indah sebagai tipuan.” (QS. al-An-‘am: 112)
Bila kita membaca sejarah para nabi tidak seorang pun di antara mereka yang tidak menghadapi tantangan dari kaumnya, bahkan di antara mereka ada yang dibunuh, termasuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam diusir dari tanah kelahirannya, beliau dituduh sebagai orang gila, sebagai tukang sihir dan penyair, begitu pula pera ulama yang mengajak kepada ajarannya dalam sepanjang masa. Ada yang dibunuh, dipenjarakan, disiksa, dan sebagainya. Atau dituduh dengan tuduhan yang bukan-bukan untuk memojokkan mereka di hadapan manusia, supaya orang lari dari kebenaran yang mereka serukan.
Hal ini pula yang dihadapi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, sebagaimana yang beliau ungkapkan dalam lanjutan surat beliau kepada penduduk Qashim: “Kemudian tidak tersembunyi lagi atas kalian, saya mendengar bahwa surat Sulaiman bin Suhaim (seorang penentang dakwah tauhid) telah sampai kepada kalian, lalu sebagian di antara kalian ada yang percaya terhadap tuduhan-tuduhan bohong yang ia tulis, yang mana saya sendiri tidak pernah mengucapkannya, bahkan tidak pernah terlintas dalam ingatanku, seperti tuduhannya:
  • Bahwa saya mengingkari kitab-kitab mazhab yang empat.
  • Bahwa saya mengatakan bahwa manusia semenjak enam ratus tahun lalu sudah tidak lagi memiliki ilmu.
  • Bahwa saya mengaku sebagai mujtahid.
  • Bahwa saya mengatakan bahwa perbedaan pendapat antara ulama adalah bencana.
  • Bahwa saya mengkafirkan orang yang bertawassul dengan orang-orang saleh (yang masih hidup -ed).
  • Bahwa saya pernah berkata; jika saya mampu saya akan runtuhkan kubah yang ada di atas kuburan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Bahwa saya pernah berkata, jika saya mampu saya akan ganti pancuran ka’bah dengan pancuran kayu.
  • Bahwa saya mengharamkan ziarah kubur.
  • Bahwa saya mengkafirkan orang bersumpah dengan selain Allah.
  • Jawaban saya untuk tuduhan-tuduhan ini adalah: sesungguhnya ini semua adalah suatu kebohongan yang nyata. Lalu beliau tutup dengan firman Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman jika orang fasik datang kepada kamu membawa sebuah berita maka telitilah, agar kalian tidak mencela suatu kaum dengan kebodohan.” (QS. al-Hujuraat: 6) (baca jawaban untuk berbagai tuduhan di atas dalam kitab-kitab berikut, 1. Mas’ud an-Nadawy, Muhammad bin Abdul Wahab Muslih Mazlum, 2. Abdul Aziz Abdul Lathif, Da’awy Munaawi-iin li Dakwah Muhammad bin Abdil Wahab, 3. Sholeh Fauzan, Min A’laam Al Mujaddidiin, dan kitab lainnya)
-bersambung insya Allah-
*) Penulis adalah Rektor Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafii,  Jember, Jawa Timur
***
Disampaikan dalam tabligh Akbar 21  Juli 2005 di kota Jeddah, Saudi Arabia
Oleh: Ustadz DR. Ali Musri SP *
Artikel www.muslim.or.id

Senin, 19 Oktober 2015

Kartu Undangan

Bismillaah...
Parno Kartu Undangan...

Huaaaafffffhht...
Memelas dada dan bernafas berat...
Membungkam bibir dan bergetar tangan...
Merintih hati, mengasihani diri dan tercubit sadar...
Hei!!! kamu kapan???!!! teriak bayanganku dan teman yang lebih muda dariku!
Geregetttt!! rasanya ingin ku tendang sana, masuk ke gawang dan teriakan dia puas!!
Yah, itu reaksi pertama ketika namaku tertera dalam kartu undangan.
"Nina Tarmila di Tempat"

Ketika sepantaranku, lebih muda dariku, teman-teman sekolahku, rekan kerjaku, tetanggaku,
adik sepupu, teman kajian, teman FB-an, dannnnn orang di pinggir jalan yang sedang hajatan yang terlihat dalam pandangan.
Mereka menikah dengan laki-laki yang menginginkan mereka,
itu sesuatu rasanya..

Ya Alloh, hati ini begitu rapuh...
Ingin menangis, kapan giliranku?? kapan aku dilamar? kapan aku dinikahi?
kapan aku merasakan proses indah itu?
kapan aku dibimbing oleh seorang yang bernama suami?
kapan aku dinafkahi oleh orang yang mau menjadi tulang punggungku?
kapan aku menjadi tulang rusuknya?
bahkan, hati ini menjerit dan iri ketika kajian melihat beberapa pasangan muda dan tua.
yang semangat hadir di majlis ilmu bersama, bahkan dengan anak-anak kecilnya..

Yah, itulah hati yang rapuh...
Lantas akupun berlari, semangat dan membela-belakan waktuku untuk kajian.
Pulang kerha di Rabu malam ba'da maghrib di Masjid An Nur Kampus Pramita Karawaci.
Pulang kerja di Sabtu sore ba'da ashar di Yayasan Syihabussunnah Lagoon Citra Raya.
Hari ahad jika ada info kajianpun akan ku laju si mipink ku. yah jika masih dalam jarak binong-bonang-serpong.

Mengapa kajian??, ya itu pelarianku...
Bukan ke puncak gunung teriak bersama awan, karna gak sanggup jalan naik. (kapok ke ciampea)
Bukan ke pantai, menyaut deburan ombak, karna tak tahu jalan juga kalo kepantai.
Bukan ke dufan, naik wahana adrenalin. karna rupanya teriakan itu hanya sesaat lalu kembali sedih.
Bukan, bukan kemana-mana...

Aku butuh teguran
Aku butuh nasihat
Aku butuh tamparan
Aku butuh penyadaran
Aku butuh guru
Aku butuh orang yang mengenalkanku padaNya
Aku butuh cahaya, dan cahaya itu adalah ilmu.
Aku butuh Alloh...

Di kajian, aku kembali diingatkan.
Bahwa semua tertulis sudah pada lauhul mahfudz, kebahagian dan kesedihan.
Rencana ku dan manusia lainnya akan berakhir sesuai rencana dan kehendakNya
Semua usaha manusia, akan kembali pada garis takdirNya.
Qodarullah, itulah mantra ajaib sebagai penenang diriku.

Di kajian, aku kembali diingatkan.
Belajar semakin bersyukur dan ikhlas.
Apa yang baik menurut mata manusia belum tentu baik dimataNya, pun sebaliknya.
Bersyukur bahwa yang gagal itu ta'arufnya, bukan saat pernikahannya.
Bersyukur, bahwa mungkin ini waktunya untuk lebih berbakti kepada orangtua dan menyenangkan mereka.
Bersyukur bahwa masih ada waktu kesendirian.
Ikhlas bahwa diri ini masih harus menjadi tulang punggung keluarga.
Ikhlas bahwa diri ini masih harus mengantar sukses sang adik tercinta.
Ikhlas bahwa Alloh masih menyayangi kesendirianmu.
Ikhlas bahwa ini semua rencana indahNya.
Ikhlas bahwa Alloh sudah siapkan, jadi no worry.
Ikhlas bahwa yakin nanti jodoh itu pasti bertamu.
Dan semua indah di waktu yang tepat menurutNya...

Fashbiir Shobron Jamiilaa...
 

Bumi cinta
6 Muharram 1437 H/19102015
~Nina Bintu Muchtar~

Kamis, 15 Oktober 2015

Mudah Dikenali (Part 2) Teman baru di SuperMall Lippo Karawaci

Bismillaah...

Mudah Dikenali (Part 2)

Teman baru di SuperMall Lippo Karawaci

Ba'da sholat maghrib berjama'ah, aku dan dia masing-masing berdiri dihadapan cermin yang berdampingan (biasa cewe ciiin, di area sholat tetep lirik-lirik cermin, hihihhh).
Kemudian dia bertanya, "ukh ikut kajian salaf juga??"
"iyah" jawabku singkat dan langsung memberikan tanganku untuk bersalaman sambil mengucap salam.
"Tadi saya lihat di depan, saya kira akhwat tarbiyah, tapi dilihat dari gamisnya bukan." Lanjutnya.
"Hehe, iyah" aku masih tersipu-sipu malu (loooh ga jelas  emang).
"Abis kajian di alhidayah lippo kah? tanyaku cepat.
"Gak, suka dapet jarkomannya?? tanyanya balik.
"iya, tapi skrang bukan habis ngaji sih, tapi baru pulang kerja".
"Oh gitu, kerja dimana?" tanyanya lagi.
"Di wardah".
"Jadi SPG?" tanyanya cepat. (tuing-tuing hihiii wajahku masuk buat jadi SPG kali yaah..)
"Gak, di pabriknya, jadi admin". lagi dia menatap pakaian ku dengan heran, seakan tahu maksudnya akupun memperjelas
"ALhamdulillah boleh pakai gamis dan kerudung lebar, bahkan untuk operator produksi yang wanita muslim wajib pakai kerudung".
"Oh gitu, di daerah mana?, boleh minta pinnya?"
"Daerah Jatake, boleh2". aku keluarkan hapeku.
"Trus dia bilang, anti deh yang invite ana." jawabnya dengan cepat. aku ngangguk-ngangguk.
Percakapan pun masih berlanjut, sampai aku mengakhiri karna aku harus bersegera kembali ke teman2 yang menunggu diluar.

Innalhamdalillaah...
Begitulah seharusnya muslim,
lagi-lagi pakaiannya sebagai identitas diri...
Dulu, iya dulu ketika pertama kali ku mengenal hijab.
hanya memahami menutup aurat itu kerudung yang dipakai harus menutupi dada dan sepasang kaos kakinya,
tidak transparan dan harus longgar, juga tidak menyerupai pakaian laki-laki.
ya hanya sebatas memahami yang penting tertutup.
Hanya sebatas memahami hijab dalam pandangan manusia.
Hanya sebatas hijab sekedar pakaian.

Dulu... aku senang berhijab ketika ABG-ABG lain tampil sexy, apalagi lingkungan sekolahku yang terkenal dengan anak2 bandelnya.
Aku bahkan terdoktrin oleh kata-kata ment*r bahwa wanita berhijab masih bisa cantik dan gaya *astaghfirulloh...
sehingga akupun berusaha cantik dengan baju dan jilbabku,
bersolek dengan jilbab lebar yang cukup tuk menutupi dada sampai pinggul,
sibuk berlomba warna dengan akhwat lain,
berceloteh dengan "ih gamis dia bagus yah, warnanya cantik yah, merek apa, dan bla bla bla...

Hal itupun terbawa sampai aku masuk kuliah, begitu banyak kajian remaja yang bertemakan cinta dan hijab,
yang lagi-lagi isinya warna-warni hijab...
bukankah esensi dari hijab adalah menutup kecantikan?!
Bukan hanya sekedar menutup aurat dan menampakkan perhiasan yang lain!
Bahkan banyak akhwat yang harus membuang malu untuk sekedar meminjam jilbab warna ini dan itu untuk padu padankan pakaian yang dipunyainya,
perbanyak gamis dan jilbab dengan motif yang cantik dan manis. *hiiiks astaghfirulloh...

Justru sekarang aku malu jika mengingat aku pada masa itu,
apalagi jika kembali mengingat bahwa khalifah umar bin khotob rodiallohu anhu yang hanya memiliki 2 gamis,
1 dikenakan dan 1 dalam pencucian. Beliau khalifah... lantas diri ini siapa... hiiiks
malu sangat ketika muslimah di Turki berjuang untuk berhijab melawan aturan kemal attaturk yang melarangnya.
tapi diri ini berhijab untuk cantik dan gaya ikut-ikutan seperti pemain film KCB dan sinetron islami lainnya. (yah jilbab ala-ala artis)
malu sangat ketika muslimah di paris -Francis berjuang untuk mengenakan cadar karena pemerintah mendendanya.
tapi diri ini tak bersyukur kepada pemerintah indonesia yang memberi hak kebebasan beragama pada warganya.
ya, dulu hanya bisa mencaci dan demo sana-sini, hingga sombong jika ada RUU yang di ACC. (bahkan pentolannya mengajarkan untuk banggai itu karena kerja dan usaha kita, heuheu katanya lillaah... tapi hasilnya tetep aja diakui itu karna mereka)

ya itu proses hijrahku dari pakaian itu.
Alloh memberi jalan bagi orang yang IA kehendaki,
mungkin berawal dari beberapa kali ku injakkan kaki ke Islamic Book Fair Jakarta.

mungkin karena keKEPO-an ku yang selalu tingkat tinggi.
aku menjadi penasaran dan semangat pada mereka yang memakai cadar,
dan bertanya dalam hati, juga bergumam dalam lisan.
"Apakah mereka orang arab, atau orang mesir?" sambil mengingat film Ayat-ayat cinta *Looh haha gagal fokus
(tapi dari mata mereka, itu mata orang-orang bumi indonesia)
"Siapakah mereka, apakah mereka anak pesantren?"
(bisa jadi iyah, tapi pesantren mana yah?)

Pertanyaan sederhana itu yang membawaku pada pengertian hijab sesungguhnya.
yang tiba-tiba jawaban itu terlintas pada beranda FB ku,
Beberapa akhwat yang sharing artikel-artikel dari web muslimah.or.id
indahnya hidayah...
hidayah bertebaran dimana-mana hingga Alloh gerakkan hati untuk mengumpulkan pecahan-pecahan itu...
Alhamdulillaah bini'matihi tatimmushshoolihaah...
Yang ternyata aku begitu dekat dengan wanita-wanita perindu surga...
Yang ternyata inilah indahnya ukhuwah islamiyah, walau tak tahu nama dan rupa tapi terikat dalam satu darah islam...
Yang ternyata aku begitu dekat dengan para pengekor salafushsholih...
Yang ternyata dari cercaan itulah aku menemukan mereka...
Sungguh terlanjur indah...

~Bersambung

Sabtu, 10 Oktober 2015

Mudah dikenali

ALIA Bonang

Pencarian itu tak pernah berakhir,
Tak  ada ujung,
Tak kenal batas,
Hingga ternyata petunjuk itu begitu dekat...

Komplek Alia Bonang,
Entah bagaimana sejarahnya dan asal mulanya...
Yang aku tahu adalah, aku sampai pada daerah itu yang tak jauh dari rumah,
Bermodalkan SMS dari seorang ummahat yang memberikan info kajian...

Helloooo ninaaa, ngakunya tinggal di tangerang tapi banyak daerah yang tidak diketahui...
Ya sindir diriku sendiri...

Ku tanya-tanya pedagang di pinggir jalan,
Ku ikuti saran mereka untuk belok sana belok sini,
Hingga ada tanda ALIA dan ku susuri tanda itu,
Pun ada petunjuk lain, aku mengekor orang yang mudah dikenali...

Siapa yang mudah dikenali itu??
Walau tak tahu wajah dan nama, mereka begitu mudah dikenali.
Dikenali dengan pakaian yang mencirikan bahwa mereka muslim dan muslimah,
Celana cingkrang, koko, gamis dan pakaian yang menutupi aurat mereka...
Pakaian sederhana dan kerudung lebar mereka...
"Tuh ka nina... ikutin mereka aja." seru adik kecilku, walau faktanya ia bertubuh lebih besar dariku...
Ya bahkan seorang yang belum belajar tentang bagaimana pakaian yang sesuai sunnah pun dengan mudahnya mengenali.
Karena itulah identitas muslim sejati...

Sepertinya ku semakin dekat dengan ALIA,
Memasuki atmosfir yang berbeda...
Walau bentuk bangunan sama seperti komplek perumahan lainnya,
Ada hal yang membuatnya terasa berbeda...
Ku melihat beberapa toko herbal dan toko pakaian sunnah,
Pun dengan penduduknya yang seliweran dengan pakaian itu tadi...

Wanita- wanita yang menutup aurat sempurna, dengan kerudung lebar mereka dengan semangat bergerak,
Ada mengayuh sepeda, ada yang mengendarai motor, ada yang berjalan kaki, menuju ke arah yang sama...
Indahnya, seperti romobongan orang-orang yang akan melaksanakan sholat ied...
Ada anak-anak kecil yang begitu nyaman dengan pakaian mereka, maasyaa' Alloh.
Berlari-lari kecil menggandeng tangan ibu  mereka...
Dan indahnya wanita-wanita bercadar, walau tak terlihat wajah dan bibir mereka,
Tetapi dengan gerakan mata dan alis mampu menggambarkan senyuman mereka ketika kita melihat dan menyapa mereka...
Maasyaa' Alloh...

Ya memang benar, sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholihah...
Perhiasan indah letaknya tersembunyi, pun jika terlihat tak sembarang orang yang mampu menikmati keindahannya...
Ya benar kata anonim,
Bidadari tetaplah bidadari, meskipun ia tersembunyi...
Alhamdulillaah... nikmat berpakaian syar'i.

Tiba ku di ALIA
Ternyata ALIA adalah sekolah Islam yang bermanhaj salafushsholih,
Paradigma masyarakat bahwa salafi itu kolot, identik dengan jadul dan tempo dulu.
Sehingga banyak masyarakat yang lebih ingin sekolah di pondok modern ketimbang pondokan salaf,
Ternyata lagi-lagi salah kaprah akan pengertian salaf itu sendiri.
Karena disini, di ALIA ketika ku tiba mengayuh gas pada motorku..
ALIA terasa begitu modern, saat memasuki gerbang sudah ada masjid tanpa dinding dan diatasnya ada aula yang hanya disangga dengan pilar-pilar tiang,
Masjid dikhususkan untuk ikhwan dan aula untuk akhwat,
Bukan masjid yang berada dipojokan atau tersudutkan,
Tapi masjid yang ditampakkan untuk pengingat, bahwa inilah pondasi islam.
Masjid tesebut bernama Masjid Imam Asy Syafi'i.

Rupanya di ALIA ada 2 gerbang, gerbang depan masjid dan satu gerbang untuk masuk ke dalam area sekolah.
Ada beberapa lapangan dan bangunan bertingkat.
Bangunan pelajar akhwat dan ikhwan dibedakan untuk menjaga dari ikhtilat.
Dipinggir lapangan dan area parkir, berdiri stan-stan pedagang.
Barang yang didagang adalah pakaian sunnah, buku-buku sunnah, herbal dan berbagai macam makanan...

Teringat perkataan sepupuku, ketika kajian berikut-berikutnya ku ajak serta.
"oh, rupanya beli baju kaya na, disini yah... abis penasaran belinya dimana"
Dan aku hanya bisa tersenyum mendengarnya,
Syiar dakwah itu mudah, bahkan semudah pakaian yang menempel pada kita.
Tapi bukan berarti bermudah-mudahkan dakwah, apalagi tanpa ilmu.

ALIA seperti menjadi kampung sunnah di hiruk pikuk bonang,
Keberadaan masjid Asy syafi'i pun seperti magnet bagi sekitarnya.
Kajian-kajian rutin tiap pekan dan kajian tematik perbulannya memberikan contoh bahwa ilmu sumber kehidupan,
Panduan hidup yang Alloh ajarkan pada manusi termulia Muhammad sholallohu 'alaihi wasallaam.
Indahnya...
Alhamdulillaah bini'matihi tatimmushshoolihaah...

Semoga Alloh memberkahi para asatidz di ALIA,
Para orang tua dan masyarakat disekitarnya,
hingga rahmat Alloh menyebar pada semesta...

Semoga langkah ini tidak lelah untuk selalu datang di majlis ilmu ALIA,
Semoga jari ini tak pernah henti bertanya jadwal kajian pada panitia,
Semoga dengan amal yang sedikit ini bisa membumbung tinggi menggapai syurga..

~nina bintu muchtar~
diselesaikan pada 26 Dzulhijah 1437 H.

@bumi cinta 10102015

Kamis, 21 Mei 2015

Serial Ceramah Islam: Rumahku Masih Ngontrak - Ustadz DR. Syafiq Basalamah

Rumahku Masih Ngontrak

QS. An Nahl : 80-81

80. “Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).”
(an-Nahl: 80)
81. “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang Telah dia ciptakan, dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan dia jadikan bagimu Pakaian yang memeliharamu dari panas dan Pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).”
(an-Nahl: 81)



Mencicil rumah di syurga ^,^
  1. Sholat sunnah 12 rokaat sehari semalam karena lillaah.. (Rowatib : 4 qobla Zhuhur, 2 ba'da zhuhur, 2 ba'da maghrib, 2 ba'da isya, 2 qobla shubuh)
  2. Membangun masjid
  3. Membaca QS. Al Ikhlas 10x
  4. bersabar memuji Alloh Azza wa Jalla tatkala anak meninggal
  5. Membaca do'a saat masuk pasar (mini market terpasuk pasar yah nina U,U)
  6. Biasakan tidak berdusta saat bergurau
  7. Meninggalkan perdebatan walau diri ini benar
  8. Menutup celah diantara shaf sholat
  9. Hijrah
  10. Berjihad di jalan Alloh
  11. Berakhlak mulia



Senin, 27 April 2015

Hanyut Bersama Ibnu Mas'ud Oleh Ustadz DR Syafiq Reza Basalamah MA

Hanyut Bersama Ibnu Mas'ud, didengar olehku 27 April 2015

Bismillaah

Nama beliau : Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Abu ‘Abdirrahman Al Hadzali Al Maki Al Muhajiri. Kalau di lihat dari segi jasmani, fisik beliau kecil kedua betisnya dan kurus. Tetapi walaupun kecil Rasulullah saw pernah bersabda tentang hal ini,
diriwayatkan bahwa Rasulullah saw menyuruh Abdullah bin Mas’ud memanjat
sebuah pohon untuk memetik buahnya, ketika para sahabat melihat betis
kakinya mereka tertawa, maka Rasulullah saw bersabda :
"kalian menertawakan betis Ibnu Mas'ud ..., sesungguhnya kedua
betisnya di sisi Allah lebih berat timbangannya dari Gunung UHUD...
"


di riwayat yang lain

“Apa yang kalian
tertawakan? sungguh kaki Abdullah bin Mas’ud lebih berat timbangannya
pada hari kiamat dari siapapun”. (HR. Ahmad, Ibnu Sa’ad dan Abu Na’im)

Beliau termasuk Assabiqunal Awwalun, orang ke 6 yang masuk agama Islam pertama kali.

Tahukah kita luas gunung uhud?? Panjangnya 9 km dan lebarnya 3 km... subhanalloh...

Ringkasan faidah dari kajian ini adalah :
1. Orang-orang akan terus berada dalam kebaikan selama ia mengambil dan
menuntut ilmu dari para ulama. --> Jangan asal ikut-ikutan, harus
banyak bertanya pada ahlinya.

2. Bacalah Alqur'an seperti kesenangan Ibnu Mas'ud kepada Alqur'an hingga kakinya lebih berat timbangannya daripada gunung Uhud.

من سره أن يقرأ القرآن غضا طريا كما أنزل فليقرأه على قراءة ابن أم عبد


“Barangsiapa yang senang untuk
membaca Al-Qur’an sebagaimana turunnya maka hendaknya ia membaca sesuai
dengan qiro’ahnya (bacaannya) Ibnu Ummi ‘Abdin (yaitu Ibnu Mas’ud)


3. Seorang yang mencukupkan diri dengan sunnah lebih baik daripada seorang ynag menambah-nambah dengan bid'ah.

أوصيكم بتقوى الله والسمع
والطاعة وإن عبدا حبشيا ، فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا ،
فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين تمسكوا بها ، وعضوا عليها
بًالنواجذ ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة


Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah, juga
agar mendengar dan taat kepada pemimpin walaupun ia budak Habasyah.
Karena barangsiapa yang hidup sepeninggalku nanti akan melihat banyak
perselisihan. Maka hendaknya kalian berpegang pada sunnah-ku dan sunnah
Khulafa Ar Rasyidin yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Peganglah
dengan erat-erat, gigitlah dengan gigi geraham. Dan hendaknya kalian
menjauhi perkara yang diada-adakan, karena yang diada-adakan dalam agama
itu bid’ah dan semua bid’ah itu sesat
” (HR. Abu Daud, 4607, dishahihkan Al Albani dalam
Silsilah Ash Shahihah 2735

--> Jika nabi tidak mengamalkannya, para sahabatpun tidak mengamalkannya,
lantas untuk apa kita mengamalkan apa yang tidak dicontohkan.


4. “Sesungguhnya kalian sekarang ini berada di masa para ulamanya masih
banyak dan tukang ceramahnya sedikit. Dan akan datang suatu masa setelah
kalian dimana tukang ceramahnya banyak namun ulamanya amat sedikit.”
(lihat Qowa’id fi at-Ta’amul ma’al ‘Ulama, hal. 40)


5. Belajarlah dan tuntutlah ilmu sebelum ilmu sebelum ilmu itu dicabut,
dan dicabutnya ilmu dikarenakan perginya orang-orang yang berilmu.

6. Janganlah menjadi orang-orang yang berlebih-lebihan.

7. Jadilah engkau orang yang 'alim, jika tidak mampu jadilah orang yang
kedua yaitu muta'alim, jika tidak jadilah yang ke-3 yaitu musta'mi,
janganlah kalian menjai orang-orang yang terlaknat karena terlena akan
dunia.

8. ingatlah 2 kalimat ini.


كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ
عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى
الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ




“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat
dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah
Yang Maha Pengasih): Subhaanallohi wa bihamdihi dan Subhanallohil ‘Azhim.”
(Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 6406, 6682, dan Muslim, 2694).


9. Jika mendengar atau membaca kalimat ini, maka dengarkanlah dan fahamilah, karena itu adalah kabar gembira ataupun peringatan.

إذا سمعت ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا﴾ فأرعها سمعك، فإنها خير تؤمر به، أو شر تنهى عنه

“Jika engkau mendengar firman Alllah
((Wahai orang-orang yang beriman)) maka pasanglah telingamu karena
akan datang ayat kebaikan yang engkau diperintahkan untuk
melaksanakannya atau kejelekan yang engkau dilarang darinya
.

10.
Jangan merasa diri ini lebih baik, belajarlah dari para sahabat, begitu
mulia tetapi tetap merasa takut akan Alloh akan apa yang telah
dilakukan.

لو تعلمون ذنوبي ما وطئ عقبي اثنان،
ولحثيتم التراب على رأسي، ولوددت أن الله غفر لي ذنبا من ذنوبي، وأني دعيت
عبد الله بن روثة. أخرجه الحاكم وغيره.

((Kalau kalian mengetahui
dosa-dosaku maka tidak akan ada dua orang yang berjalan di belakangku
dan sungguh kalian akan melemparkan tanah di atas kepalaku, dan aku
berangan-angan Allah mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku
dipanggil Abdullah bin Kotoran)).
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan yang lainnya.




Selasa, 10 Maret 2015

Belajar untuk ujian minggu ini di Kajian Lagoon, 10 hadits Arba'in pertama

Hasil gambar untuk hadits arbain ke 1HADITS PERTAMA : Niat
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]
Arti Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap  perbuatan tergantung niatnya.  Dan  sesungguhnya  setiap  orang  (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .

Hasil gambar untuk hadits arbain ke 2HADITS KEDUA : Iman, Islam dan Ihsan

عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ   وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .  
[رواه مسلم]

Arti hadits / ترجمة الحديث :
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata : Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “ Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam ?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam : “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu “, kemudian dia berkata: “ anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “ Beritahukan aku tentang Iman “. Lalu beliau bersabda: “ Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk “, kemudian dia berkata: “ anda benar“.  Kemudian dia berkata lagi: “ Beritahukan aku tentang ihsan “. Lalu beliau bersabda: “ Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau” . Kemudian dia berkata: “ Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “ Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya “. Dia berkata:  “ Beritahukan aku tentang tanda-tandanya “, beliau bersabda:  “ Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)  berlomba-lomba meninggikan bangunannya “, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “ Tahukah engkau siapa yang bertanya ?”. aku berkata: “ Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui “. Beliau bersabda: “ Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian “.
(Riwayat Muslim)
Hasil gambar untuk islam principal beliefs
HADITS KETIGA : Rukun Islam

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله وسلم يَقُوْلُ : بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامُ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَحَجُّ الْبَيْتِ وَصَوْمُ رَمَضَانَ.
 [رواه الترمذي ومسلم ] 
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim)Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyamakan Islam dengan bangunan yang kokoh dan tegak diatas tiang-tiang yang mantap.Pernyataan tentang keesaan Allah dan keberadaannya, membenarkan kenabian Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam,  merupakan hal yang paling mendasar dibanding rukun-rukun yang lainnya.Selalu menegakkan shalat dan menunaikannya secara sempurna dengan syarat rukunnya, adab-adabnya dan sunnah-sunnahnya agar dapat memberikan buahnya dalam diri seorang muslim yaitu meninggalkan perbuatan keji dan munkar karena shalat mencegah seseorang dari perbuatan keji dan munkar.Wajib mengeluarkan zakat dari harta orang kaya yang syarat-syarat wajibnya zakat sudah ada pada mereka lalu memberikannya kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan.Wajibnya menunaikan ibadah haji dan puasa (Ramadhan) bagi setiap muslim.Adanya keterkaitan rukun Islam satu sama lain. Siapa yang mengingkarinya maka dia bukan seorang muslim berdasarkan ijma’.Nash diatas menunjukkan bahwa rukun Islam ada lima, dan masih banyak lagi perkara lain yang penting dalam Islam yang tidak ditunjukkan dalam hadits. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
“ Iman itu terdapat tujuh puluh lebih cabang “
Islam adalah aqidah dan amal perbuatan. Tidak bermanfaat amal tanpa iman demikian juga tidak bermanfaat iman tanpa amal
Hasil gambar untuk takdir

HADITS KEEMPAT : Nasib manusia telah ditetapkan

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ      أَوْ سَعِيْدٌ.    فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا                              
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah Hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radiallahuanhu beliau berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan : Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan dia diperintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rizkinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.
(Riwayat Bukhori dan Muslim).
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Allah ta’ala mengetahui tentang keadaan makhluknya sebelum mereka diciptakan dan apa yang akan mereka alami, termasuk masalah kebahagiaan dan kecelakaan.
2.     Tidak mungkin bagi manusia di dunia ini untuk memutuskan bahwa dirinya masuk surga atau neraka, akan tetapi amal perbutan merupakan sebab untuk memasuki keduanya.
3.     Amal perbuatan dinilai di akhirnya. Maka hendaklah manusia tidak terpedaya dengan kondisinya saat ini, justru harus selalu mohon kepada Allah agar diberi keteguhan dan akhir yang baik (husnul khotimah).
4.     Disunnahkan bersumpah untuk mendatangkan kemantapan sebuah perkara dalam jiwa.
5.     Tenang dalam masalah rizki dan qanaah (menerima) dengan mengambil sebab-sebab serta tidak terlalu mengejar-ngejarnya dan mencurahkan hatinya karenanya.
6.     Kehidupan ada di tangan Allah. Seseorang tidak akan mati kecuali dia telah menyempurnakan umurnya.
7.     Sebagian ulama dan orang bijak berkata  bahwa dijadikannya pertumbuhan janin manusia dalam kandungan secara berangsur-angsur adalah sebagai rasa belas kasih terhadap ibu. Karena sesungguhnya Allah mampu menciptakannya sekaligus

Hasil gambar untuk bid'ah

HADITS KELIMA : Perbuatan Bid'ah Tertolak

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ  رَدٌّ.   [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Setiap perbuatan ibadah yang tidak bersandar pada dalil syar’i ditolak dari pelakunya.
2.     Larangan dari perbuatan bid’ah yang buruk berdasarkan syari’at.
3.     Islam adalah agama yang berdasarkan ittiba’ (mengikuti berdasarkan dalil) bukan ibtida’ (mengada-adakan sesuatu tanpa dalil) dan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam telah berusaha menjaganya dari sikap yang berlebih-lebihan dan mengada-ada.
4.     Agama Islam adalah agama yang sempurna tidak ada kurangnya.


Hasil gambar untuk halal haramHADITS KEENAM : Dalil Haram dan Halal Telah Jelas
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى  الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث  :
Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati “.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan :
·    Hadits ini merupakan salah satu landasan pokok dalam syari’at. Abu Daud berkata : Islam itu berputar dalam empat hadits, kemudian dia menyebutkan hadits ini salah satunya.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Termasuk sikap wara’ adalah meninggalkan syubhat .
2.     Banyak melakukan syubhat akan mengantarkan seseorang kepada perbuatan haram.
3.     Menjauhkan perbuatan dosa kecil karena hal tersebut dapat menyeret seseorang kepada perbuatan dosa besar.
4.     Memberikan perhatian terhadap masalah hati, karena padanya terdapat kebaikan fisik.
5.     Baiknya amal perbuatan anggota badan merupakan pertanda baiknya hati.
6.     Pertanda ketakwaan seseorang jika dia meninggalkan perkara-perkara yang diperbolehkan karena khawatir akan terjerumus kepada hal-hal yang diharamkan.
7.     Menutup pintu terhadap peluang-peluang perbuatan haram serta haramnya sarana dan cara ke arah sana.
8.     Hati-hati dalam masalah agama dan kehormatan serta tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan persangkaan buruk

Hasil gambar untuk agama adalah nasihatHADITS KETUJUH : Agama adalah Nasihat

عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ   وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Agama adalah nasehat, kami berkata : Kepada siapa ?  beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya.
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1.     Agama Islam berdiri tegak diatas upaya saling menasihati, maka harus selalu saling menasihati diantara masing-masing individu muslim.
2.     Nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuannya
Hasil gambar untuk sholat
HADITS KEDELAPAN : Perintah Memerangi Manusia yang Meninggalkan Sholat dan Meninggalkan Zakat
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم    قَالَ : أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكاَةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا  مِنِّي دِمَاءُهُمْ وَأَمْوَالُـهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ تَعَالىَ
[رواه البخاري ومسلم ]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث  :
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka melakukan hal itu maka darah dan harta  mereka akan dilindungi kecuali dengan hak Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah Subhanahu wata’ala.    
(Riwayat Bukhori dan Muslim)
Catatan :
Hadits ini secara praktis dialami zaman kekhalifahan Abu Bakar As-Shiddiq, sejumlah rakyatnya ada yang kembali kafir. Maka Abu Bakar bertekad memerangi mereka termasuk di antaranya mereka yang menolak membayar zakat. Maka Umar bin Khottob menegurnya seraya berkata : “ Bagaimana kamu akan memerangi mereka yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah sedangkan Rasulullah telah bersabda : Aku diperintahkan…..(seperti hadits diatas)” . Maka berkatalah Abu Bakar : “Sesungguhnya zakat adalah haknya harta”, hingga akhirnya Umar menerima dan ikut bersamanya memerangi mereka.
Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث :
1.     Maklumat peperangan kepada mereka yang musyrik hingga mereka selamat.
2.     Diperbolehkannya membunuh orang yang mengingkari shalat dan memerangi mereka yang menolak membayar zakat.
3.     Tidak diperbolehkan berlaku sewenang-wenang terhadap harta dan darah kaum muslimin.
4.     Diperbolehkannya hukuman  mati bagi setiap muslim jika dia melakukan perbuatan yang menuntut dijatuhkannya hukuman seperti itu seperti : Berzina bagi orang yang sudah menikah (muhshan), membunuh orang lain dengan sengaja dan meninggalkan agamanya dan jamaahnya .
5.     Dalam hadits ini terdapat jawaban bagi kalangan murji’ah yang mengira bahwa iman tidak membutuhkan amal perbuatan.
6.     Tidak mengkafirkan pelaku bid’ah yang menyatakan keesaan Allah dan menjalankan syari’atnya.
7.     Didalamnya terdapat dalil bahwa diterimanya amal yang zhahir dan menghukumi berdasarkan sesuatu yang zhahir sementara yang tersembunyi dilimpahkan kepada Allah.

Hasil gambar untuk melaksanakan perintah sesuai kemampuanHADITS KESEMBILAN  : Melaksanakan Perintah Sesuai Kemampuan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْر رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ .
[رواه البخاري ومسلم]
Terjemah hadits / ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakhr radhiallahuanhu dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.
(Bukhori dan Muslim)
Pelajaran :
1.     Wajibnya menghindari semua apa yang dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam.
2.     Siapa yang tidak mampu melakukan perbuatan yang diperintahkan secara keseluruhan dan dia hanya mampu sebagiannya saja maka dia hendaknya melaksanakan apa yang dia mampu laksanakan.
3.     Allah tidak akan membebankan kepada seseorang kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya.
4.     Perkara yang mudah tidak gugur karena perkara yang sulit.
5.     Menolak keburukan lebih diutamakan dari mendatangkan kemaslahatan.
6.     Larangan untuk saling bertikai dan anjuran untuk bersatu dan bersepakat.
7.     Wajib mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, ta’at dan menempuh jalan keselamatan dan kesuksesan.
8.     Al Hafiz berkata : Dalam hadits ini terdapat isyarat untuk menyibukkan diri dengan perkara yang lebih penting yang dibutuhkan saat itu ketimbang perkara yang saat tersebut belum dibutuhkan
Hasil gambar untuk eat halal rizki
HADITS KESEPULUH : Makanlah dari Rizki yang Halal
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى :  ,يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً - وَقاَلَ تَعَالَى : , يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ - ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .
[رواه مسلم]
Terjemah hadits /  ترجمة الحديث :
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firmannya : Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah. Dan Dia berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua tangannya ke langit seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku, padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya) bagaimana doanya akan dikabulkan.
(Riwayat Muslim).
Pelajaran :
1.     Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah ta’ala dari segala kekurangan dan cela.
2.     Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Maka siapa yang bersedekah dengan barang haram tidak akan diterima.
3.     Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai baik disisi Allah ta’ala.
4.     Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang dari terkabulnya doa.
5.     Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan doanya kecuali mereka yang Allah kehendaki.
6.     Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi penghalang diterimanya amal perbuatan.
7.     Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
8.     Seorang hamba akan diberi ganjaran jika memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah.
9.     Doa orang yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap akan terkabul.
10.   Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat dalam permintaan, mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang halal.


Sumber ku : )
https://haditsarbain.wordpress.com/about/