Kamis, 15 Oktober 2015

Mudah Dikenali (Part 2) Teman baru di SuperMall Lippo Karawaci

Bismillaah...

Mudah Dikenali (Part 2)

Teman baru di SuperMall Lippo Karawaci

Ba'da sholat maghrib berjama'ah, aku dan dia masing-masing berdiri dihadapan cermin yang berdampingan (biasa cewe ciiin, di area sholat tetep lirik-lirik cermin, hihihhh).
Kemudian dia bertanya, "ukh ikut kajian salaf juga??"
"iyah" jawabku singkat dan langsung memberikan tanganku untuk bersalaman sambil mengucap salam.
"Tadi saya lihat di depan, saya kira akhwat tarbiyah, tapi dilihat dari gamisnya bukan." Lanjutnya.
"Hehe, iyah" aku masih tersipu-sipu malu (loooh ga jelas  emang).
"Abis kajian di alhidayah lippo kah? tanyaku cepat.
"Gak, suka dapet jarkomannya?? tanyanya balik.
"iya, tapi skrang bukan habis ngaji sih, tapi baru pulang kerja".
"Oh gitu, kerja dimana?" tanyanya lagi.
"Di wardah".
"Jadi SPG?" tanyanya cepat. (tuing-tuing hihiii wajahku masuk buat jadi SPG kali yaah..)
"Gak, di pabriknya, jadi admin". lagi dia menatap pakaian ku dengan heran, seakan tahu maksudnya akupun memperjelas
"ALhamdulillah boleh pakai gamis dan kerudung lebar, bahkan untuk operator produksi yang wanita muslim wajib pakai kerudung".
"Oh gitu, di daerah mana?, boleh minta pinnya?"
"Daerah Jatake, boleh2". aku keluarkan hapeku.
"Trus dia bilang, anti deh yang invite ana." jawabnya dengan cepat. aku ngangguk-ngangguk.
Percakapan pun masih berlanjut, sampai aku mengakhiri karna aku harus bersegera kembali ke teman2 yang menunggu diluar.

Innalhamdalillaah...
Begitulah seharusnya muslim,
lagi-lagi pakaiannya sebagai identitas diri...
Dulu, iya dulu ketika pertama kali ku mengenal hijab.
hanya memahami menutup aurat itu kerudung yang dipakai harus menutupi dada dan sepasang kaos kakinya,
tidak transparan dan harus longgar, juga tidak menyerupai pakaian laki-laki.
ya hanya sebatas memahami yang penting tertutup.
Hanya sebatas memahami hijab dalam pandangan manusia.
Hanya sebatas hijab sekedar pakaian.

Dulu... aku senang berhijab ketika ABG-ABG lain tampil sexy, apalagi lingkungan sekolahku yang terkenal dengan anak2 bandelnya.
Aku bahkan terdoktrin oleh kata-kata ment*r bahwa wanita berhijab masih bisa cantik dan gaya *astaghfirulloh...
sehingga akupun berusaha cantik dengan baju dan jilbabku,
bersolek dengan jilbab lebar yang cukup tuk menutupi dada sampai pinggul,
sibuk berlomba warna dengan akhwat lain,
berceloteh dengan "ih gamis dia bagus yah, warnanya cantik yah, merek apa, dan bla bla bla...

Hal itupun terbawa sampai aku masuk kuliah, begitu banyak kajian remaja yang bertemakan cinta dan hijab,
yang lagi-lagi isinya warna-warni hijab...
bukankah esensi dari hijab adalah menutup kecantikan?!
Bukan hanya sekedar menutup aurat dan menampakkan perhiasan yang lain!
Bahkan banyak akhwat yang harus membuang malu untuk sekedar meminjam jilbab warna ini dan itu untuk padu padankan pakaian yang dipunyainya,
perbanyak gamis dan jilbab dengan motif yang cantik dan manis. *hiiiks astaghfirulloh...

Justru sekarang aku malu jika mengingat aku pada masa itu,
apalagi jika kembali mengingat bahwa khalifah umar bin khotob rodiallohu anhu yang hanya memiliki 2 gamis,
1 dikenakan dan 1 dalam pencucian. Beliau khalifah... lantas diri ini siapa... hiiiks
malu sangat ketika muslimah di Turki berjuang untuk berhijab melawan aturan kemal attaturk yang melarangnya.
tapi diri ini berhijab untuk cantik dan gaya ikut-ikutan seperti pemain film KCB dan sinetron islami lainnya. (yah jilbab ala-ala artis)
malu sangat ketika muslimah di paris -Francis berjuang untuk mengenakan cadar karena pemerintah mendendanya.
tapi diri ini tak bersyukur kepada pemerintah indonesia yang memberi hak kebebasan beragama pada warganya.
ya, dulu hanya bisa mencaci dan demo sana-sini, hingga sombong jika ada RUU yang di ACC. (bahkan pentolannya mengajarkan untuk banggai itu karena kerja dan usaha kita, heuheu katanya lillaah... tapi hasilnya tetep aja diakui itu karna mereka)

ya itu proses hijrahku dari pakaian itu.
Alloh memberi jalan bagi orang yang IA kehendaki,
mungkin berawal dari beberapa kali ku injakkan kaki ke Islamic Book Fair Jakarta.

mungkin karena keKEPO-an ku yang selalu tingkat tinggi.
aku menjadi penasaran dan semangat pada mereka yang memakai cadar,
dan bertanya dalam hati, juga bergumam dalam lisan.
"Apakah mereka orang arab, atau orang mesir?" sambil mengingat film Ayat-ayat cinta *Looh haha gagal fokus
(tapi dari mata mereka, itu mata orang-orang bumi indonesia)
"Siapakah mereka, apakah mereka anak pesantren?"
(bisa jadi iyah, tapi pesantren mana yah?)

Pertanyaan sederhana itu yang membawaku pada pengertian hijab sesungguhnya.
yang tiba-tiba jawaban itu terlintas pada beranda FB ku,
Beberapa akhwat yang sharing artikel-artikel dari web muslimah.or.id
indahnya hidayah...
hidayah bertebaran dimana-mana hingga Alloh gerakkan hati untuk mengumpulkan pecahan-pecahan itu...
Alhamdulillaah bini'matihi tatimmushshoolihaah...
Yang ternyata aku begitu dekat dengan wanita-wanita perindu surga...
Yang ternyata inilah indahnya ukhuwah islamiyah, walau tak tahu nama dan rupa tapi terikat dalam satu darah islam...
Yang ternyata aku begitu dekat dengan para pengekor salafushsholih...
Yang ternyata dari cercaan itulah aku menemukan mereka...
Sungguh terlanjur indah...

~Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar